Monday, December 15, 2008

Alternatif Tempat Usaha nan Praktis


Rumah toko (ruko) kini mulai merambah investasi properti. Tak hanya berfungsi sebagai toko, bentuk bangunan yang serbaguna membuatnya makin disukai.

Ruko bisa jadi investasi properti yang cukup menjanjikan. Terlebih di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), seiring dengan peningkatan jumlah bangunan rumah, banyak developer yang melengkapi fasilitas perumahan dengan ruko. Apalagi dengan belum banyaknya bisnis ruko di DIY. Ruko kemudian makin dilirik oleh para usahawan.

Sesuai dengan istilahnya, ruko dapat berfungsi sebagai rumah atau gudang sekaligus toko. Seperti yang diungkapkan Delvi Umar, pengelola ruko perlengkapan muslim Kiswah di kawasan jalan Ring Road utara, “Usaha di sini sangat praktis, ruang belakang saya fungsikan sebagai gudang, lagipula lokasinya strategis” ujar pria yang memulai usahanya sejak 2005 ini. Ia juga menambahkan bahwa, perbedaan harga ruko di tempat satu dengan yang lain menuntut pemilik usaha pandai dalam mengelola harga barang yang dijual di ruko. Ia mempunyai dua ruko dengan usaha yang sama, namun harga kedua ruko tersebut berbeda. Ia tentu harus mengatur bagaimana menyamakan harga dalam kondisi harga faktor produksi, dalam hal ini ruko berbeda. “Saya tak terlalu sulit dalam mengatur harga barang dagangan, karena selisih harga ruko tak terlalu banyak”, jelasnya. Selain serbaguna, harga sewa ruko yang lebih murah daripada perkantoran merangsang minat usahawan untuk berbisnis di tempat ini.

Harga jual ruko biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain, nilai produksi, objek tanah, legalitas, dan lokasi. Merespon hal tersebut, Iwan Hari Z, S. E, manajer pemasaran Cokro Square menyatakan bahwa nilai produksi biasanya yang paling berpengaruh. Dalam regulasi pembangunan ataupun izin usaha, menurut Iwan, pemerintah DIY sangat mendukung dan memberi kemudahan, “Pembuatan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) cepat, tak banyak dipersulit, hitungannya setiap tiga bangunan memiliki satu IMB, jadi lebih ringkas”, ujarnya. Pernyataan Iwan Hari Z, S, E, juga diamini oleh Delvi Umar, “Untuk pemilik ruko seperti saya izin usahanya tak terlalu dipersulit, ini dulu perizinannya terpadu, jadi lebih cepat perizinannya”, terangnya.

Tak hanya nilai produksi dan legalitas, lokasi yang strategis juga mempengaruhi harga jual ruko. Lokasi yang strategis akan sangat mendukung usaha. Herman Budi Setioko, ST, manajer pemasaran Sumber Baru Land, menjelaskan bahwa ruko yang dipasarkan di setiap kawasan DIY memiliki perbedaan harga, tergantung lokasi ruko. Selain itu, ia menambahkan, dinamika harga ruko dipengaruhi oleh waktu pembelian. Misalnya ada dua periode pembangunanan, para pembeli pada periode pertama biasanya dapat membeli ruko dengan harga lebih murah daripada pembeli ruko periode kedua. “Ini wujud pelayanan kami terhadap pembeli di periode pertama, agar mereka merasa diuntungkan”, tambahnya.

Pembangunan rumah atau toko di DIY memang menguntungkan. Harga jual tanahnya bisa meningkat tajam dalam lima tahun ke depan. Khusus untuk ruko, perkembangan penjualannya stabi. Meskipun demikian, beberapa developer seperti Cokro Square dan Sumber Baru Land tetap berencana membagun ruko di kawasan strategis DIY seperti, jalan HOS Cokroaminoto, jalan Hayam Wuruk, Lempuyangan, Patangpuluhan, Ring Road, Godean, Giwangan, hingga Seturan. Beberapa peluang usaha yang bisa dikembangkan di wilayah ini antara lain perkantoran, toko buku, minimarket, fitness center, bengkel, optik, hingga restoran. Kebanyakan, lokasinya memang di pinggiran kota karena bisa jadi perkembangan infrastruktur di daerah perkotaan makin mahal dan terbatas.

Untuk menambah kepercayaan pembeli, developer pun harus bersikap professional termasuk dalam urusan struktur bangunan. Iwan Hari Z,SE mengamini hal ini “Kebanyakan ruko berlantai dua atau tiga, untuk itu struktur dan pondasi bangunan tak boleh asal, kebetulan, pasca gempa DIY tahun lalu, ruko kami mendapat label sebagai bangunan layak pakai, layak huni dan layak jual”, ujarnya.

Konsep bangunan yang sedang marak saat ini seperti konsep western menjadi salah satu pertimbangan pembeli sebelum membeli ruko. Meski tak memberi banyak pengaruh pada kesuksesan bisnis di ruko, konsep bangunan mampu menambah nilai estetika di dalamnya. “Dari segi estetika, model ruko yang mengarah pada model Eropa tak termakan usia” terang Herman Budi Setioko, ST. Tren bangunan model Eropa ternyata mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan tren bangunan modern minimalis. Terlepas dari hal tersebut, kebutuhan akan fungsi menjadi hal utama yang tetap dipertimbangkan pembeli.

Sebelum anda memilih ruko yang hendak dibeli, sebaiknya, perhatikanlah hal-hal berikut. Pertama, pilihlah lokasi strategis. Lokasi dimana banyak terjadi transaksi bisnis, dilalui banyak orang dan aksesnya mudah. Kedua, perhatikan apakah fungsi ruko sudah sesuai dengan apa yang diinginkan, seperti kebutuhan akan toko, tempat tinggal, gudang, tata letak atau tempat parkir. Ketiga, legalitas ruko, ini mencakup status tanah, IMB, roi jalan. Roi jalan haruslah sesuai dengan tata ruang kota, jika tidak, ini akan mengganggu kepentingan pengguna jalan dan akan ditindak oleh pemerintah DIY. Keadaan ini dibenarkan oleh Herman Budi Setioko, ST, “Legalitas ruko memang salah satu hal yang diutamakan Sumber Baru Land agar pembeli merasa aman”, tandasnya.

Dari beberapa komplek ruko di daerah Seturan dan Ring Road, kebanyakan milik perorangan yang sengaja investasi ruko. Ini sebagai pertanda bahwa partisipasi masyarakat DIY dalam investasi meningkat. Dilihat dari segi investasi, maka ruko di tempat srategis juga bisa memiliki nilai investasi yang cukup tinggi untuk disewakan atau dijual kembali. Rencana

No comments:

Post a Comment