Monday, December 15, 2008

Kemana Masa Depan Kami?


Ketika Sang Cahaya Agung masih menampakan gairahnya

Gairah di hampir ufuk barat

Dalam kebisingan kuda-kuda besi kota

Diantara raksasa yang menantang langit

Lebah-lebah kecil itu masih berterbangan

Berterbangan pada menu makanan kota petang itu

Menatap riuh tak peduli masa depannya

Aku menatap semua itu dalam sebuah bilangan waktu

Waktu itu...saat ini...ya saat ini

Aku tak paham

Atau aku yang terlau bodoh ?

Padahal pemikir-pemikir itu sudah berputus perkara

Berputus perkara mengenai lebah-lebah kecil di jalan kota

Perkara mengenai kemana lebah itu akan dibawa

Juga menjanjikan lebah-lebah itu madu

Sayangnya sang pemikir tak punya cukup madu

Madu untuk menyelamatkan lebah-lebah kecil itu

Apa kau melihatnya ?

Sangat lucu...

Berjanji memberi madu tapi tak punya madu

Atau madu itu sengaja dibuang untuk sesaji ?

Dalam Kepenatan Jakarta, Agustus 2005

No comments:

Post a Comment