Monday, December 15, 2008

Jelajahi Mayantara dengan Perumahan Multimedia

Dialog antar personal kini tak harus dilakukan dengan bertatap muka secara langsung. Jaringan internet atau multimedia membuatnya lebih cepat, murah dan mudah.

Globalisasi membawa pengaruh bagi perkembangan informasi dunia di dasawarsa terakhir. Thomas L Friedman, wartawan The New York Times, mengamini bahwa inti globalisasi adalah kemajuan di bidang teknologi dari internet hingga komunikasi via satelit. Dalam perkembangan hidup bermasyarakat, jaringan multimedia dapat menjadi pembentuk sebuah ruang bertemu yang baru dan menjadi ajang bergaul bagi masyarakat perumahan yang makin individualis. Kemajuan teknologi informasi membawa perubahan besar di segala bidang.

Bisnis yang sukses bisa jadi tak harus ribet kemana-mana. Hanya dengan rumah berfasilitas internet, semua transaksi dapat dikendalikan. Warung Internet (warnet) di Daerah Istimewa Yogyakara (DIY) juga menjamur seiring meningkatnya teknologi dan kebutuhan masyarakat. Kafe-kafe berfasilitas hot spot kian diminati. Perkiraan kemajuan teknologi informasi di tahun-tahun mendatang akan makin pesat. Ini diramalkan dari jumlah pelanggan dan pemakai internet per tahun di Indonesia yang makin meningkat (lihat tabel 1). Begitu pula dengan usaha properti di DIY, beberapa developer mulai mengembangkan fasilitas multimedia untuk menjawab tantangan globalisasi.

Merapi Regency, proyek yang dikembangkan oleh PT Sarwo Indah menjadi pelopor perkembangan perumahan multimedia di DIY. “Kita punya konsep integrasi. Jadi, semua fasilitas bisa diakses dengan mudah lewat jaringan multimedia,” Ungkap Abdul Aziz, ST selaku manajer marketing ketika membuka pembicaraan dengan Rumah Jogja (RJ). Developer yang telah 12 tahun berkecimpung di dunia properti ini memanfaatkan teknologi hot zone dengan Motorola Canopy Wireless. Perangkat wireless tersebut menjangkau lebih dari 10 km dan bandwidth sebesar 10 mbps/second sehingga seluruh rumah mampu saling terhubung dalam Local Area Network (LAN). Perumahan yang terletak di utara DIY ini juga dilengkapi dengan televisi kabel, VoiP (jaringan telepon tanpa pulsa), swalayan online, kamera CCTV, dan kafe berfasilitas hot spot. Anda tak perlu khawatir jika suatu saat terjadi sesuatu dengan rumah anda karena perumahan ini telah diasuransikan.

Selain Merapi Regency, The Residence sebagai proyek yang dikembangkan PT Tiga Saudara Group di barat DIY kini juga bergerak mengikuti perkembangan. Cyber Residence @ West sebagai jargon yang diusung makin diperkuat dengan fasilitas gratis abonemen internet, VoiP, Data Center for Community, Data Exchange InterHouse, Hot Spot Wi-Fi di setiap rumah, aplikasi PerumNet untuk aktivitas sehari-hari dan multimedia steraming. Adanya jaringan lokal yang menghubungkan antar rumah berguna bagi warga yang tak pernah bersosialisasi. Sehingga, ia tetap memperoleh informasi dan kesempatan untuk bersosialisasi antar penghuni perumahan. Andre, sang manajer marketing, menyatakan bahwa fasilitas ini dikembangkan untuk mendukung perkembangan DIY sebagai kota pelajar. Arahannya tentu mempermudah akses informasi tanpa batas.

Developer juga tetap melengkapi perumahan yang dikembangkannya dengan fasilitas lainnya seperti The Residence dengan kolam renang, jaringan listrik bawah tanah, sarana ibadah, coffee shop, dan taman bermain. Tempat hunian yang strategis juga menjadi kemudahan tambahan yang diusung developer. Hal tersebut dilakukan agar mobilitas konsumen makin lancar. Menurut Andre, tanggapan konsumen terhadap fasilitas perumahan multimedia beragam. Ada beberapa konsumen yang suka terhadap tren bangunan, umumnya mediteranian yang paling diminati, atau keterjangkauan lokasi dengan pusat-pusat bisnis, pendidikan dan pemerintahan. Namun, ada pula yang benar-benar tertarik dengan fasilitas multimedia. Ini diamini oleh Abdul Aziz, ST, bahwa beberapa konsumen memang mengapresiasi fasilitas multimedia tersebut.

Tren model perumahan mediterania pada umumnya menjadi tren yang diangkat perumahan multimedia. Secara arsitektur, model perumahan tak banyak memberi pengaruh pada penempatan fasilitas multimedia. Amri, ST, arsitek, menyatakan bahwa sistem jaringan global yang digunakan bersifat teknis dan instalasi jadi tak membawa banyak pengaruh pada arsitektur perumahan. “Desain fleksibel, bisa ditambah ruang khusus di dalam, tapi tetap memperhatikan aspek keindahan dan konstruksi bangunan,” imbuhnya.

Peningkatan pelanggan dan pemakai jasa internet membawa dampak positif pula bagi perkembangan jumlah konsumen perumahan multimedia DIY. Apalagi konsumen merasa lebih nyaman dan tak dibatasi jika mengakses internet dari rumah. Menurut Andre, jumlah pembeli di kawasan The Residence terus mengalami peningkatan dalam setahun ini. “Dalam enam bulan ini, 25 unit telah terjual,” tambahnya. Mengenai dinamika jumlah konsumen ini dipengaruhi beberapa faktor. “Salah satunya di bulan-bulan libur seperti tengah tahun, atau idul fitri biasanya terjadi peningkatan konsumen.” Abdul Aziz, ST menjelaskan.

Sebelum anda memutuskan membeli perumahan multimedia, sebaiknya pertimbangkanlah hal-hal berikut ini; legalitas bangunan, fasilitas yang benar-benar anda butuhkan, keterjangkauan terhadap fasilitas publik dan harga. Beberapa developer di DIY tampaknya benar-benar berkomitmen dalam mengurus legalitas bangunan seiring perkembangan regulasi IMB dan pertanahan di pemerintah. Mengenai harga, di Merapi Regency dan The Residence menawarkan variasi berdasar luas bangunan dan fasilitas di dalamnya. Umumnya, penawaran harga mulai Rp. 300. 000. 000, 00.

Perkembangan teknologi multimedia di tahun-tahun mendatang nampaknya menjadi stimulan bagi para developer untuk mengembangkan proyeknya di sektor multimedia. Seperti halnya PT . Tiga Saudara Group yang berencana mengembangkan perumahan ke selatan DIY. Pun, dengan Merapi Regency yang akan terus dikembangkan.

Ketika ruang nyata terasa sulit untuk ditembus, kini semuanya dapat begitu mudah dimasuki melalui dunia maya. Dunia maya yang terhubung melalui jaringan multimedia membuat anda dapat memasuki ruang maya sembari melakukan satu aktivitas lain di dalam rumah. Lebih nyaman dan praktis bukan? (Tiwi)

Tabel 1Jumlah Pelanggan dan Pemakai Internet di Indonesia sepanjang 1998-2004

(Sumber: www.APJII.or.id)

Tahun

Jumlah Pelanggan

Jumlah Pemakai

1998

134. 000

512. 000

1999

256. 000

1. 000. 000

2000

400. 000

1. 900. 000

2001

581. 000

4. 200. 000

2002

667. 002

4. 500. 000

2003

865. 706

8. 080. 534

2004

1. 300. 000

12. 000. 000

No comments:

Post a Comment